Strategi Penghubung Internal (Hub, Cluster, Silo)
Pendahuluan
Dalam modul ini, Anda akan mempelajari cara membangun struktur internal linking yang strategis menggunakan pendekatan Hub–Cluster–Silo, tiga kerangka kerja yang terbukti meningkatkan crawlability, page authority, dan peringkat kata kunci secara signifikan.
Anda akan belajar step-by-step bagaimana merencanakan, membuat, dan mengoptimasi penghubung internal untuk meningkatkan visibilitas halaman utama serta memperkuat kelompok topik (topical authority).
Mengapa ini penting?
- Membantu Google memahami struktur situs dan hubungan antar topik.
- Meningkatkan ranking kata kunci karena halaman saling mendukung.
- Membuat pengalaman pengguna lebih baik dan navigasi lebih efisien.
- Mengurangi orphan pages dan meningkatkan waktu kunjungan.
Prasyarat / Alat yang Dibutuhkan:
- Akses ke website (CMS seperti WordPress).
- Tools riset kata kunci (Ahrefs, SEMrush, Ubersuggest, atau Google Keyword Planner).
- Google Search Console.
- Spreadsheet (Google Sheets/Excel).
- Plugin SEO (RankMath atau Yoast) — opsional namun membantu.
Langkah-langkah Utama
1. Tentukan Topik Utama (Hub Topic)
Topik utama adalah tema besar yang ingin Anda kuasai dalam SEO (misalnya: SEO On-Page, Email Marketing, Kopi Arabika).
Instruksi Detail:
- Pilih satu topik utama yang memiliki volume pencarian besar dan relevansi tinggi dengan niche Anda.
- Pastikan topik ini cukup luas untuk memiliki banyak subtopik turunannya.
- Catat di spreadsheet sebagai HUB.
(Visual Hint: Tampilkan layar spreadsheet dengan kolom: “Hub”, “Cluster”, “Keyword Inti”, “URL Target”.)
Tip:
Pilih Hub yang berpotensi menghasilkan banyak konten turunan agar struktur internal linking menjadi kuat.
2. Buat Daftar Subtopik (Cluster Content)
Cluster adalah artikel pendukung yang menjelaskan aspek-aspek kecil dari topik utama.
Instruksi Detail:
- Gunakan tools riset kata kunci untuk menemukan subtopik yang menjawab pertanyaan pengguna tentang Hub.
- Buat daftar minimal 8–20 artikel cluster.
- Pastikan setiap cluster membahas detail spesifik dan tidak tumpang tindih.
- Tandai semua di spreadsheet sebagai CLUSTER.
(Visual Hint: Tampilkan hasil keyword research dengan list subtopik seperti “cara membuat internal link”, “struktur silo SEO”, “anchor text SEO”, dll.)
Peringatan:
Jangan membuat cluster yang duplikatif atau terlalu mirip, karena bisa menyebabkan keyword cannibalization.
3. Tetapkan Struktur Silo (Hierarki Konten)
Struktur silo memastikan konten mengalir dari topik luas → sempit.
Instruksi Detail:
- Atur Hub sebagai level 1 (L1).
- Tempatkan cluster sebagai level 2 (L2).
- Bila ada sub-subtopik, jadikan level 3 (L3).
- Tentukan URL yang konsisten:
- contoh:
/seo/internal-linking/anchor-text/
- contoh:
- Pastikan setiap halaman dalam silo saling terkait, tetapi tidak loncat ke silo lain.
(Visual Hint: Ilustrasi folder struktur: “Hub → Cluster → Subcluster.”)
Tip:
Struktur silo yang jelas membantu Google memahami konteks dan kedalaman topik situs Anda.
4. Bangun Internal Linking dari Cluster → Hub (Wajib)
Ini adalah core strategy.
Instruksi Detail:
- Buka setiap artikel cluster.
- Sisipkan minimal 1–3 internal link menuju halaman Hub.
- Gunakan anchor text yang relevan, seperti:
- “strategi internal linking”
- “panduan struktur silo SEO”
- Letakkan link di paragraf konteks, bukan di footer atau sidebar.
(Visual Hint: Editor WordPress menunjukkan teks sedang diblok dan tombol “Insert Link”.)
Peringatan:
Jangan gunakan anchor text yang sama untuk semua cluster karena terlihat tidak natural.
5. Tambahkan Internal Linking Antar Cluster (Lateral Linking)
Cluster harus saling mendukung, bukan hanya ke Hub.
Instruksi Detail:
- Hubungkan artikel yang membahas topik terkait langsung.
- Sisipkan 1–2 link per artikel untuk memperkuat konteks.
- Fokus pada hubungan topik, bukan memaksakan link.
(Visual Hint: Diagram membentuk lingkaran antar cluster.)
Tip:
Lateral linking meningkatkan Topical Authority karena mesin pencari melihat hubungan natural antar konten.
6. Gunakan Breadcrumbs untuk Navigasi Silo
Breadcrumb membantu pengguna dan crawler memahami posisi halaman.
Instruksi Detail:
- Aktifkan fitur breadcrumbs melalui plugin SEO.
- Pastikan formatnya mengikuti silo:
Home > SEO > Internal Linking > Anchor Text - Pastikan schema markup breadcrumbs aktif.
(Visual Hint: Tampilan menu breadcrumbs di bagian atas artikel.)
Peringatan:
Jangan aktifkan dua plugin breadcrumbs sekaligus — dapat menimbulkan duplikasi markup.
7. Audit Internal Link secara Berkala
Audit memastikan tidak ada link rusak atau struktur tumpang tindih.
Instruksi Detail:
- Gunakan tools seperti Screaming Frog atau Ahrefs Site Audit.
- Cek elemen berikut:
- Broken links
- Orphan pages
- Link berlebihan
- Anchor text bermasalah
- Perbarui struktur bila ada konten baru.
(Visual Hint: Dashboard Screaming Frog dengan tabel “Inlinks/Outlinks”.)
Tip:
Audit setiap 2–3 bulan untuk menjaga kesehatan SEO secara konsisten.
Ringkasan & Tugas
3 Poin Kunci:
- Hub–Cluster–Silo adalah fondasi internal linking yang meningkatkan Topical Authority.
- Internal link wajib mengalir dari Cluster → Hub, dilengkapi dengan link antar cluster.
- Audit rutin penting untuk menjaga struktur tetap relevan dan bebas masalah teknis.
Tugas Praktis:
- Tentukan satu Hub Topic untuk website Anda.
- Buat daftar minimal 10 Cluster Content dalam spreadsheet.
- Terapkan 3 internal link baru di 3 artikel berbeda (Cluster → Hub).