Pos Optimasi (H1–H6) & Penyusunan Subjudul
Pendahuluan
Dalam modul ini, Anda akan mempelajari cara mengoptimasi struktur heading dari H1 hingga H6 serta menyusun subjudul (heading) yang SEO-friendly, relevan, dan mudah dipindai pengguna. Struktur heading adalah salah satu pilar penting SEO on-page karena:
- Membantu Google memahami hierarki dan konteks konten
- Memudahkan pembaca memindai artikel
- Meningkatkan pengalaman pengguna (UX)
- Membantu Anda mengorganisir ide secara logis
Setelah modul ini, Anda mampu membuat struktur heading yang bersih, logis, dan kuat secara SEO untuk setiap artikel.
Prasyarat / Alat yang Dibutuhkan:
- Pengetahuan dasar tentang keyword utama & turunan
- Akses ke Google Docs/Word/Notion atau CMS (WordPress)
- Opsional: SERP analyzer (Ahrefs, Surfer, NeuronWriter)
Langkah-langkah Utama
1. Tentukan Peran dan Fungsi Setiap Heading (H1–H6)
Instruksi detail:
- H1 → Judul utama (harus hanya 1x per halaman)
- H2 → Subtopik besar / bab utama
- H3 → Penjelasan turunan dari H2
- H4 → Detail atau breakdown tambahan
- H5 → Penjelasan minor, daftar detail kecil
- H6 → Jarang digunakan, cadangan jika struktur sangat panjang
(Visual Hint: Tampilkan grafik piramida heading H1 di puncak → H6 di dasar.)
Tip:
Gunakan maksimal sampai H4 untuk konten standar. H5–H6 hanya jika artikel > 5.000 kata.
2. Buat Draft Struktur Heading Berdasarkan Search Intent
Instruksi detail:
- Catat keyword utama dan turunan.
- Tentukan tujuan artikel (informasi, tutorial, komparasi, dsb).
- Buat draf H2–H4 untuk mencerminkan alur pengguna dari awal sampai akhir.
- Pastikan tiap heading menjawab pertanyaan atau masalah berbeda (prinsip MECE).
(Visual Hint: Outline berbentuk indentasi H1 → H2 → H3 → H4.)
Peringatan:
Subjudul jangan hanya indah—harus menyelesaikan masalah pembaca.
3. Optimalkan H1 untuk SEO Tanpa Menjadi Clickbait
Instruksi detail:
- Masukkan keyword utama di H1 secara natural.
- Gunakan format: manfaat + kejelasan + relevansi.
- Batasi H1 antara 45–70 karakter.
- Gunakan gaya penulisan yang menggugah rasa ingin tahu tapi tidak menipu.
(Visual Hint: Tampilan H1 besar di editor WordPress dengan keyword yang disorot.)
Tip Profesional:
H1 ≠ Judul SEO (meta title). Boleh beda, tapi tetap relevan.
4. Optimalkan H2 sebagai Tiang Utama Struktur Artikel
Instruksi detail:
- Setiap H2 = Topik Besar yang berdiri sendiri.
- Pastikan seluruh H2 mencakup isi konten secara keseluruhan (collectively exhaustive).
- Sisipkan variasi keyword turunan atau sinonim.
- Gunakan formula: problem → penjelasan → solusi → contoh (opsional).
- Buat H2 sejelas mungkin, hindari metafora.
(Visual Hint: Highlight H2 dengan blok biru di editor, membedakan dari H3.)
Peringatan:
Jangan membuat terlalu banyak H2. Ideal: 3–7 H2 agar tidak membanjiri pembaca.
5. Kembangkan H3 untuk Menjelaskan Sub-Bab Secara Detail
Instruksi detail:
- Gunakan H3 untuk membagi H2 menjadi bagian lebih kecil.
- Pastikan setiap H3 memiliki fungsi tertentu:
- definisi
- contoh
- langkah-langkah
- alasan
- perbandingan
- Jika memungkinkan, tempatkan keyword LSI di H3.
(Visual Hint: Contoh blok H3 berisi “Langkah-langkah”, “Contoh”, “Checklist”, dll.)
Tip:
H3 adalah tempat terbaik untuk menyisipkan konten yang menjawab People Also Ask.
6. Gunakan H4–H6 untuk Detail Tingkat Lanjut Jika Diperlukan
Instruksi detail:
- H4 cocok untuk:
- rincian langkah
- contoh kecil
- breakdown teknis
- H5–H6 hanya jika artikel sangat kompleks.
(Visual Hint: Outline panjang dengan posisi H4–H6 lebih menjorok ke dalam.)
Peringatan:
Jangan gunakan heading hanya untuk memperbesar ukuran huruf. Heading adalah struktur informasi, bukan dekorasi.
7. Validasi Struktur Heading dengan Checklist SEO
Instruksi detail:
- Pastikan struktur Anda memenuhi 10 poin berikut:
- Hanya 1 H1
- H2 menyusun kerangka utama
- H3 mendukung H2
- Tidak ada heading lompat (misalnya H2 langsung ke H4)
- Setiap heading mengandung manfaat
- Keyword tidak dipaksakan
- Ada transisi antar-heading
- Tidak ada heading kosong tanpa isi
- Tidak ada duplikasi heading
- Urutan alur dari dasar → lanjutan → kesimpulan
(Visual Hint: Checklist dengan ikon centang hijau.)
Tip:
Setelah membuat struktur heading, baca seperti daftar isi buku. Jika belum enak dibaca, restrukturisasi.
Tips & Peringatan Tambahan
Tip: Gunakan title case untuk H2–H4 agar tampak profesional.
Tip: Tambahkan konteks singkat di bawah setiap H2 (1–2 kalimat pembuka) agar Google memahami topiknya.
Peringatan: Jangan menulis H2 yang terlalu umum seperti “Kesimpulan” di tengah artikel. Structure must follow logic.
Ringkasan & Tugas Praktis
3 Poin Penting
- Struktur heading (H1–H6) menentukan keterbacaan dan pemahaman Google terhadap konten.
- H1 hanya 1, H2 adalah pilar utama, H3 mendukung detail, H4 ke bawah hanya jika diperlukan.
- Heading harus menjawab search intent, mengandung manfaat, dan mengikuti hierarki logis.
Tugas Praktis
- Pilih satu topik artikel.
- Buat struktur lengkap H1–H4 menggunakan teknik yang telah dipelajari.
- Kirimkan outline Anda ke rekan atau coach Anda — saling evaluasi dan perbaiki hingga menjadi 100% SEO friendly.